Cara Ambil Foto rumah yang benar untuk dipasarkan
Foto merupakan salah satu hal yang penting ketika Anda sedang memasarkan properti Anda. Sebab dengan adanya foto, calon pembeli Anda akan lebih mudah melihat bentuk visual dari setiap detil propertinya mulai dari bagian eksterior dan interior rumah.
Tentu saja untuk teknik pengambilan fotonya sebaiknya tidak dilakukan secara asal-asalan. Setidaknya milikilah pengetahuan khusus, agar fotonya tidak blur atau kabur.
Memang menggunakan jasa fotografi tidaklah murah. Meski begitu, dalam menjalankan bisnis poperti, sebagai pelaku bisnis Anda tidak boleh mengenyampingkan unsur foto sebagai instrumen marketing.
Dedif Murdiansah, fotografer lepas yang kerap mengerjakan foto properti menuturkan bahwa fotografi merupakan unsur seni yang melukis dengan cahaya. Analoginya, kamera merupakan kuasnya. Sehingga, bila menginginkan hasil yang baik, maka harus mengetahui kameranya.
“Saat ini ada banyak jenis kamera yang bisa digunakan antara lain kamera pocket, mirrorless, DSLR, hingga kamera pada telepon genggam. Setiap kamera memiliki karakter yang berbeda, begitu pula dengan tekniknya”
“Misalnya, bagi pemula biasanya lebih sering menggunakan kamera telepon genggam, saat mereka menggunakan DSLR maka akan merasa beda. Baik beratnya hingga fitur yang ada di dalamnya,” ujar Dedif kepada Rumah.com, Selasa (11/10/2016).
Lebih detil, Dedif juga menjabarkan, bila hendak menggunakan kamera DSLR, fitur yang harus diperhatikan antara lain diafragma (A), speed (S), dan iso. Dimana diafragma akan mengatur bukaan cahaya pada lensa, dan speed (kecepatan) rana akan membuka dan menutup pada bodykamera. Sedangkan iso mengatur intensitas warna.
Perhatikan ketentuan fiturnya
“Bila mengambil foto ruangan tertutup menggunakan DSLR disarankan untuk tidak menggunakan iso di atas 1.600, karena akan terlalu terang dan menyebabkan noise (gangguan). Sedangkan bila menggunakan kamera mirrorless masih dibolehkan menerapkan iso 12.800”
“Selanjutnya, jangan lupa atur pencahayaan. Pencahayaan sangat penting agar obyek (ruangan) tidak terlihat gelap. Apabila gelap, tentu saja memberikan kesan kumuh atau kotor. Ini tidak akan menjual,” katanya.
Ia memberi saran, sebaiknya gunakan lighting (pencahayaan) tambahan di luar dari kesatuan kamera. Misalnya, untuk diletakkan pada bagian bawah tempat tidur atau sofa.
“Jika menggunakan kamera pocket atau telepon genggam, Anda juga harus bersabar. Saat mengambil gambar, tubuh sebaiknya tidak langsung bergerak. Sebaliknya, tubuh dan tangan harus diam hingga obyek sudah tertangkap kamera. Karena kamera telepon genggam lebih sensitif dibandingkan kamera mirrorless atau DSLR,” tambahnya.
Perhatikan angle (sudut pandang) pengambilan foto
Memperhatikan pengambilan angle sangatlah penting. Karena, bisa memberikan informasi produk dari berbagai sudut secara visual.
Dalam istilah fotografi ada enam jenis angle yakni, eye level, the bird’s eye view, high angle, low angle, frog angle, dan canted angle.
“Biasanya untuk mengambil foto rumah dan semua sudut ruangan, angle yang dipakai antara lain eye level (setinggi arah mata lurus memandang), the bird’s aye view (angle yang diambil dari ketinggian untuk melihat semua sudut), high angle (lebih tinggi dari arah pandangan mata), dan low angle (pengambilan gambar dari angle lebih rendah dari mata). Satu ruangan bisa diambil dengan empat angle yang berbeda,” jelasnya.
Contoh low angle (dok. Dedif)
Contoh eye angle (dok. dedif)
Contoh high angle (dok. dedif)
Angle penerapan untuk ruangan
Boy Leonard, penulis Rumah.com, mengatakan pengambilan foto untuk ruangan sebaiknya tidak menunjukkan obyek. Namun, Anda disarakan untuk ‘bercerita’.
“Jadi, seandainya denah belum siap, maka Anda bisa menggunakan cara ‘menceritakan’ ruangan kepada pembaca, yakni dengan cara menyertakan obyek-obyek yang sama dari sudut berbeda secara berurutan,” katanya.
Misalnya, dalam project review yang dilakukan Rumah.com dengan mengambil foto ruangan di Perumahan Amarillo Villa dengan aye angle. Konsumen akan melihat ruangan berwarna hijau, seakan penasaran dan bertanya ada apakah di dalamnya.
Perumahan Amarillo Villa.
Ruangan di Amarillo Villa
“Layaknya bercerita, konsumen akan senantiasa melihat ruangan satu persatu secara detil. Bagian dalam lantai 1 terdapat area untuk ruang tamu/keluarga dan dapur”
“Perhatikan penyertaan tangga dan pintu masuk di foto ini, yang juga terdapat di gambar pertama. Ini memberikan gambaran di mana letak kedua area itu setelah kita memasuki rumah”, kata Boy.
Langkah ketiga mengambil gambar Amarillo Villa.
Langkah keempat pengambilan ruangan di Amarillo Villa.
“Terakhir, bila ruangan sangat minimalis, tips yang harus dipehatikan adalah angle terjauh. Anda berdiri sedikit lebih jauh untuk bisa mengambul seluruh ruangan. Adapun lensa yg dipakai cenderung melengkung,” ujar Dedif.
Perhatikan kerapatan pixel
Terakhir, adalah memperhatikan kerapatan pixel. Maksudnya, konsentrasi pixel pada layar tertentu yang diukur per inchi (ppi). Kerapatan pixel dihitung dengan membagi resolusi pixel diagonal layar dengan ukuran diagonal. Semakin kecil ppi maka setiap pixel bisa semakin terlihat jelas.
Komentar
Posting Komentar